11/21/12

HANYA UNTUK KISAH MERAH JAMBU

Posted by Itqi Rahmatul Laila at 11/21/2012 10:43:00 AM 3 comment
Beberapa minggu terakhir, sekolah kami geger karena adanya beberapa kasus pencurian yang terus berulang. Semua motif pencurian ini sama, uang yang hilang akan diganti dengan uang lain yang berkurang dua digit nol dibelakangnya. Uang tiga ratus ribu rupiah berubah menjadi tiga lembar ribuan, uang satu juta rupiah disulap menjadi selembar sepuluh ribu, setiap kasus selalu memiliki pola tersebut. Hingga saat ini, baik pihak keasramaan maupun guru-guru lain belum mampu menyelesaikan kasus ini. Bermacam-macam tindakan telah dilakukan, mulai dari sweeping, membaca doa bersama, bahkan hingga salat hajat bersama, meminta agar pelaku segera dapat diketahui. Berbagai praduga muncul karena hampir setiap saat obrolan kami berkisar seputar misteri pencurian ini. Ada pula yang berinisiatif menuliskan atau membuat gambar-gambar tentang kasus ini untuk ditempel di mading jurnalistik. Bahkan, ada yang membuat tulisan yang menyatakan bahwa si penulis adalah pelaku pencurian tersebut. Namun tetap saja, tiada seorangpun yang mengetahui apa yang terjadi sesungguhnya. Kedok si pencuri seakan terlalu rapat untuk dapat dibuka.
***
Korban pertama kasus pencurian misterius ini adalah sahabatku, Aya. Siang itu, Aya menghampiriku dengan wajah muram berlipat.
“Duit gua ilang, Cha.” katanya sembari menghampiriku yang sedang menikmati roti bakar di saung.
“Hah? Kok bisa? Berapa yang ilang?” tanggapku antusias.
“Sejuta Cha! Hasil gua ngemis ke bokap. Mau buat traktiran rencananya.” kali ini ia berbicara dengan menggebu-gebu, sambil mengacung-acungkan kesepuluh jarinya.
“Wah, banyak tuh! Ilangnya dimana Ya? Barangkali nyelip atau lu lupa naruh kali.”
“Nggak Cha, gua yakin banget kemaren duit itu masih ada di dompet gua. Tapi tadi pagi pas gua buka dompet, tuh duit sejuta udah berubah jadi sepuluh ribuan.”
“Kok aneh banget sih, duit bisa berubah-ubah gitu?”
“Tau ah, tapi gua yakin pasti ada yang maling nih! Awas aja kalo sampe pas ulang tahun gua duit itu gak balik juga!”
Dua minggu lagi, adalah hari ulang tahun Aya yang ke tujuh belas, rencananya ia ingin merayakannya dengan mentraktir teman-teman seangkatan. Dari jauh hari ia telah merencanakan hal ini. Tentu saja, merupakan sebuah malapetaka besar baginya bila uang yang sudah disiapkan tersebut lenyap begitu saja.
***
Kasus pencurian aneh yang dialami Aya ini pun langsung menyebar ke seantero sekolah. Hampir seluruh siswa antusias membicarakan kasus ini, menebak-nebak apa maksud pelaku ‘menyulap’ uang satu juta rupiah milik Aya menjadi selembar sepuluh ribuan. Teman-teman sekelasku pun tak terlepas dari obrolan ini. Yang paling semangat adalah Galih, ketua kelasku yang juga merupakan salah seorang mantan petinggi OSIS. Dan yang selalu menjadi pendengar utama tentang apa yang ia pikirkan adalah aku, orang yang hampir selalu duduk bersebelahan dengannya. Setiap Galih menjelaskan apapun tentang kasus ini, aku akan menyimak dengan seksama. Galih yang biasanya cukup pendiam berubah seratus delapan puluh derajat semenjak ia mulai tertarik untuk memecahkan kasus ini.
Namun, dua minggu setelah kasus pencurian terjadi semua keributan kembali mereda. Hampir tak ada lagi yang meributkan kasus ini. Aya juga menyatakan telah mengikhlaskan uangnya meski dengan segudang perasaan kecewa. Semua seakan telah kembali normal seperti sediakala. Begitu juga dengan Galih. Ia kembali senyap, kembali sibuk dengan urusannya sendiri. Galih yang biasanya semangat mengajakku bercengkrama untuk memecahkan kasus ini seakan tak mengenaliku kembali.
***
Kasus pencurian selanjutnya terjadi sekitar dua minggu setelah ulang tahun Aya. Kali ini, korbannya adalah siswa kelas satu. Waktu kejadian diperkirakan saat salat Dzuhur berlangsung. Uang yang diambil memang tak terlalu banyak, hanya dua ratus ribu rupiah. Namun, yang membuat kasus ini menjadi fenomenal ialah kesamaan dengan kasus yang sebelumnya, uang yang diambil tersebut ‘dihilangkan’ dua digit nol terakhirnya oleh pelaku. Uang dua ratus ribu itu berubah menjadi dua lembar uang seribuan.
Kasus pencurian yang meninggalkan teka-teki ini, kembali membuat Galih bersemangat seperti kasus pertama dulu. Kali ini, ia berencana menjebak si pelaku. Ia ingin memancing pelaku tersebut dengan memamerkan uang yang cukup banyak untuk membuat si pelaku tergoda. Galih turut memintaku untuk membantunya melancarkan rencananya ini. Ia mengatakan padaku bahwa rencana ini tak boleh diketahui banyak orang.
“Janji ya Cha, rencana ini gak boleh bocor ke siapapun. Cuma lu sama gua doang yang tahu.” kata Galih meminta janjiku.
Namun, meski sudah seminggu lebih kami melakukan hal ini, tetap tak ada tanda bahwa si pelaku tertarik mengambil uang kami. Semangat Galih untuk memecahkan kasus ini pun kembali meredup. Dan tetap sama seperti sebelumnya, ia kembali tak acuh denganku, kembali sibuk dengan urusannya sendiri.
***
Setelah dua kasus pencurian tersebut, sekitar duapuluh kasus pencurian beruntun terjadi. Semua kasus meninggalkan teka-teki yang sama, dua digit nol yang hilang. Identitas pelaku pun makin sulit dilacak karena pencurian tak hanya terjadi di gedung pendidikan maupun di asrama putri seperti dua kasus pertama. Kasus-kasus pencurian yang selanjutnya juga terjadi di gedung asrama putra, bahkan pelaku telah berani melakukan aksinya di asrama guru. Pihak-pihak yang awalnya menduga bahwa pelaku adalah seorang siswa putri pun terpaksa kecewa. Semakin meluas lokasi kejadian pencurian ini, semakin kabur pula wajah si pelaku. Akhirnya, para warga sekolah pun sepakat menduga bahwa pelaku kasus ini dipastikan lebih dari satu orang. Diduga, para pencuri berkomplot sehingga bukti yang ada mudah dihapus karena mereka saling membentuk alibi bagi satu sama lain. Benar atau tidaknya dugaan ini tak ada yang tahu. Kenyataannya, kasus-kasus pencurian terus saja terjadi seakan para pelaku tak peduli dengan ancaman hukuman yang telah diumumkan oleh pihak sekolah. Tanpa ampun, tersangka pencurian akan langsung dikeluarkan dari sekolah. Pihak sekolah kali ini merasa sangat gerah karena pelaku seakan-akan sengaja menantang dengan memberi teka-teki. Menurut para guru, kasus ini merupakan pelanggaran tata tertib yang sangat keterlaluan.
***
Tim penyelidik pun dibentuk agar kasus ini dapat segera terselesaikan. Hampir tiga bulan setelah itu, beberapa siswa yang dicurigai sebagai pelaku pencurian dipanggil oleh Kepala Sekolah. Beberapa diantara mereka adalah teman seangkatanku, bahkan salah satunya adalah Galih. Ia dicurigai karena antusiasmenya yang berlebih pada kasus ini. Menurut desas-desus yang kudengar, tim penyelidik mencurigai Galih karena mereka merasa sangatlah janggal apabila Galih yang tak pernah menjadi korban pencurian malah nampak sangat dendam pada pelaku dan begitu bernafsu membuka kedoknya.
“Sial banget ya gua ini Cha, mau bantuin mecahin kasus malah dicurigain yang nggak-nggak.” curhatnya padaku saat kami kembali duduk bersebelahan di kelas.
Aku tersenyum menanggapinya, “Yang penting kan nggak ada bukti kalau lu pelakunya. Lagian orang-orang juga nggak ada yang percaya kali kalau lu bisa ngelakuin perbuatan kayak gitu.”
“Ya, semoga saja nggak ada yang lagi pengen memfitnah dan menjebak gua. Mulai sekarang, gua menyatakan berhenti mengutak-atik kasus ini. Makasih ya udah bantuin gua selama ini.”
Aku terkesiap mendengar perkataan Galih, sampai-sampai aku hanya bisa tersenyum kaku menanggapi ucapan terimakasihnya.
***
Tak berselang lama setelah itu, pihak sekolah menetapkan para tersangka. Tiga orang siswa putra kelas sepuluh dan seorang siswa putri kelas sebelas telah resmi divonis drop out. Mereka akan dipulangkan kepada orang tua masing-masing. Dugaan yang selama ini dicetuskan pun ada benarnya, tiga orang siswa kelas sepuluh tersebut memang membentuk komplotan untuk melakukan aksi pencuriannya. Motif mereka berempat sama, mengambil uang untuk digunakan hura-hura, jajan, dan belanja sepuasnya. Mereka pun sama-sama menggunakan pola menghilangkan dua digit angka nol dalam melaksanakan aksi pencuriannya. Yang masih menjadi misteri adalah siapakah pelaku empat kasus pencurian pertama. Pelaku inilah yang diduga pertama kali membuat pola hilangnya dua digit angka nol tersebut.
***
Aku sedang mencari ide untuk judul cerpenku sambil memandang Galih yang duduk tepat di hadapanku. Guru Bahasa Indonesia kami sedang memberi tugas untuk membuat sebuah cerpen yang berlatar wilayah sekolah. Cukup lama aku terdiam menatap wajah Galih yang sedang serius dengan komputer di hadapannya. Wajah seriusnya, senyumnya, gaya bicaranya, semangatnya, dan segala yang ada pada dirinya seakan telah menyihirku. Membuatku tenggelam dalam sebuah kisah merah jambu. Tentu saja, aku harus berjuang keras untuk kisah merah jambuku ini. Aku telah berjuang untuk mendapatkan perhatian Galih dengan caraku sendiri. Awalnya sebuah ketidaksengajaan memang, tapi melihat respon Galih yang berdampak positif untukku, membuat diriku terus melakukan hal yang sama untuk menarik perhatiannya. Beruntungnya, ternyata ada orang-orang lain yang tanpa kuminta turut membantuku untuk mendapat perhatian Galih.
Ya, mungkin beberapa dari kalian telah menebak bahwa akulah si pelaku pertama pencurian yang misterius itu. Memang benar akulah pelakunya. Akulah yang mulanya mengambil uang Aya. Niat awalku hanyalah untuk mengerjai Aya dan memberinya kejutan kecil sebagai hadiah ulang tahunnya. Namun tanpa kusangka, peristiwa itulah yang akhirnya membuahkan kedekatanku dengan Galih. Sejak saat itulah niatku berubah haluan. Selanjutnya aku mencuri lagi dan lagi agar Galih tetap mendekatiku. Ia membutuhkan bantuanku untuk memecahkan kasus pencurian ini, dan aku menyukai itu. Sayangnya, kini Galih nampak tak ingin lagi berurusan dengan segala tetek bengeknya tentang kasus pencurian ini. Aku pun merasa harus membuat sesuatu yang lebih misterius dan menggemparkan daripada sekedar kasus pencurian. Mungkin beberapa peristiwa berdarah dapat membuat Galih sangat tertarik. Beresiko memang, namun demi Galih semua itu layak diperjuangkan.
Bel tanda pergantian pelajaran berbunyi. Aku terkesiap, tersadar dari lamunanku. Galih sedang membereskan barang-barangnya, bersiap menuju kelas selanjutnya. Tepat saat itulah aku menemukan judul yang tepat untuk cerpenku kali ini, HANYA UNTUK KISAH MERAH JAMBU.®

11/4/12

Siapa Lagi?

Posted by Itqi Rahmatul Laila at 11/04/2012 01:22:00 PM 0 comment
hanya sedikit merindukan,
pembicaraan tentang mimpi~
menafsirkan langit dan bintang~
menebak jalan takdir~
dengan siapa lagi?

9/25/12

Deadline Terakhir PKn Besok! : STOP CHILD TRAFFICKING

Posted by Itqi Rahmatul Laila at 9/25/2012 09:49:00 PM 0 comment
Kepada:
UNICEF (United Nations Children's Fund)
ECPAT (Elimination of Commercial Sexual Exploitation of Children)

Tangerang Selatan, September 2012

Sebelumnya, entah mengapa saya meyakini suatu hal: surat yang saya buat ini sepertinya bukanlah surat pertama yang mencoba menyeru untuk hal seperti ini. Namun saya tetap berharap, semoga apa yang saya tulis ini mampu membantu surat-surat dan tulisan-tulisan lain yang telah terlebih dahulu melakukan usaha penanganan terhadap kasus yang sama: CHILD TRAFFICKING.

Saat ini, kalender telah menunjukkan tahun 2012. Dunia telah mencapai abad ke 21 dan segalanya berkembang begitu pesat. Segala bentuk kriminalitas pun berkembang sedemikian rupa. Salah satu diantaranya adalah human trafficking. Dan kriminalitas yang paling membuat hati saya miris adalah child trafficking -perdagangan anak dibawah umur-. Lebih mirisnya lagi, dari beberapa artikel yang saya baca, sebagian anak tersebut diperdagangkan di komoditas pasar seks. Dunia perjualbelian seks. Dunia yang dengan sebegitu cepatnya akan membuat masa depan mereka hancur begitu saja.

Dari yang saya amati, eksploitasi ini sebagian besar didorong oleh kemiskinan, pembangunan yang tidak merata, korupsi, diskriminasi gender, praktek-praktek tradisional dan budaya yang berbahaya, kerusuhan, bencana alam, serta kurangnya kemauan pemerintah untuk mengakhiri masalah ini. Anak-anak yang menjadi korban biasanya adalah anak yang berasal dari lapisan masyarakat miskin, masyarakat kelas bawah. Di dunia, saat ini kira-kira ada 1,2 juta anak di bawah usia 18 tahun dieksploitasi setiap tahunnya. Di negara saya -Indonesia- ada sekitar 40.000 hingga 80.000 anak yang dieksploitasi setiap tahunnya. Dan sayangnya, saat ini di Indonesia belum ada perlindungan yang khusus dari pemerintah untuk korban trafficking.

Masalah trafficking merupakan salah satu fenomena gunung es, karena sebagian besar masyarakat tidak menyadari bahwa setiap hari terjadi perjualbelian manusia, atau yang lebih serius lagi adalah adanya perdagangan anak untuk seks. Tindakan kriminal ini telah dibungkus sebegitu rupa sehingga masyarakat biasanya tidak menyadari bahwa kasus tersebut adalah salah satu bentuk child trafficking. Bahkan terkadang, meski masyarakat mengetahui apa yang sebenarnya terjadi, mereka tak melakukan hal apapun. Entah mungkin karena tidak tahu apa yang harus dilakukan atau memang tidak mau tahu.

Menurut saya, pemerintah seharusnya dapat berperan dalam pemberian informasi melalui hotline mengenai masalah ini  dan memberi proteksi yang lebih besar pada anak-anak jika ada kasus trafficking. Hal tersebut dapat menjadi suatu permulaan yang baik agar isu trafficking menjadi suatu perhatian untuk semua orang.
Partisipasi masyarakat pun tentu diharapkan untuk melaporkan jika ada tanda bahaya atau untuk bertanya bagaimana mendeteksi kejahatan ini.

Untuk itulah, saya mencoba mengirimkan surat ini dan menyerukan apa yang ada dalam pikiran saya. Saya berharap, UNICEF dan ECPAT sebagai badan yang tentunya turut menyuarakan gerakan anti child trafficking dapat memberi lebih banyak lagi perhatian dan bantuan bagi kasus-kasus perjualbelian anak ini, terutama di negara-negara berkembang.

Sekian dari saya, semoga apa yang saya tulis ini dapat memberikan suatu dampak positif. Terimakasih.

Itqi Rahmatul Laila
MAN Insan Cendekia Serpong
Indonesia

Surat ini ceritanya dibuat dalam rangka tugas PKn. Tugasnya: "membuat pesan kemanusiaan kepada salah satu badan internasional". Rasa-rasanya jayus juga sih, ngirim surat ke UNICEF tapi pakainya bahasa Indonesia--" Tapi ya, berhubung english saya masih belepotan, untuk  mentranslate ke Bahasa Inggris waktu yang ada sepertinya nggak cukup. Jadi saya putuskan untuk menulis apa adanya saja. Semoga bermanfaat.

8/23/12

2308

Posted by Itqi Rahmatul Laila at 8/23/2012 02:29:00 PM 0 comment
Tanggal 23 Agustus. Sepertinya bukan tanggal yang penting. Tapi begitu buka-buka lagi reminder di hp, ternyata ada sesuatu di tanggal ini, tahun lalu. Tanpa tahu kenapa, jari-jari ini langsung memilih option delete. Scroll hp pun turun ke bawah, masih ada. Tanggal-tanggal itu masih ada, tersimpan rapi disana. 7 Juli. 16 Juni. 22 Juni. 5 September. 7 September. Dihapus sajalah, batinku. Tapi setelah dipikir lagi, kalau semua yang berkaitan dengan ini harus dihapus, berarti akan sangat banyak tulisan, foto, video, dan pesan yang harus dihapus. Dan itu bukan hanya di satu tempat. Kalau di hp sudah bersih, masih ada di laptop, di facebook, di twitter, di email, atau bahkan mungkin di friendster! Hmm, sepertinya sangat merepotkan untuk membersihkan itu semua..

Ya sudah, biar saja. Biar tetap disitu. Toh, itulah kenangan, itulah masa lalu. Ada untuk dipelajari dan dikenang.

7/8/12

Nikmati Saja Selagi Bisa

Posted by Itqi Rahmatul Laila at 7/08/2012 02:27:00 AM 1 comment
Malem ini:
  • sendirian di kamar 201 H
  • merenung, mikir, -udah 17 tahun, udah kelas XII-
  • ngutak-atik alamat blog sampe bingung
  • meringkuk di kasur di temenin Boozi sama Obi
  • chat fb sampe ngantuk sama si Ichwan
  • stalker fb plus blog mantan temen sekelas
  • ngusirin nyamuk yang siap menyerang sekujur muka
  • berusaha nyelesein baca Harpot 7 yang udah berminggu-minggu-minggu lamanya
  • searching di google info tentang orang-orang yang ituitu lagi: Oka Antara, Chloe Moretz, Prisia Nasution, Asa Butterfield
  • muter lagu yang ituitu mulu : young wild and free, good time, purple sky, part of me, drive by, thousand years
  • meyakinkan diri bahwa hari ini bener 8 juli 2012 -biasanya lagi panik bikin kado spesial, sekarang nggak lagi-
  • bolak-balik baca sms di hp dan berusaha nerima, "ini takdir yang terbaik"
  • buka-buka foto-foto si mbak rival di fb
  • nyelesein naskah novel rafafalla yang entah kapan nanti tamatnya

it's look so boring, huh?

padahal kejadian kayak gini belum tentu berulang lagi

jadi, 

nikmati saja -apapun itu- selagi bisa

7/6/12

:')

Posted by Itqi Rahmatul Laila at 7/06/2012 09:20:00 AM 0 comment

Ada yang mencarimu, kata ibu
Ia menunggu dibalik pintu
“Siapa?”
Kulihat sesosok gadis berkucir pita
Matanya bening, penuh kejujuran. Tanpa dosa
Lamat ia berkata,
“Aku kepasrahan, kemari hendak mencarimu.”
Tertegun. “Untuk apa mencariku?”
“Menemanimu, menggantikan cinta yang telah pergi”
Aku tersenyum. Menggandengnya.
Membawanya turut larut dalam airmata.

06072012 


4/1/12

History Task

Posted by Itqi Rahmatul Laila at 4/01/2012 01:17:00 PM 0 comment

 “Organisasi Pergerakan Nasional”




NASIONALISME - Budi Oetomo

Boedi Oetomo adalah sebuah organisasi pemuda yang didirikan oleh Dr. Sutomo dan para mahasiswa STOVIA yaitu Goenawan Mangoenkoesoemo dan Soeraji pada tanggal 20 Mei 1908. Organisasi yang bersifat sosial, ekonomi, kebudayaan, dan tidak bersifat politik ini digagas oleh Dr. Wahidin Sudirohusodo. Berdirinya Budi Utomo menjadi awal gerakan yang bertujuan mencapai kemerdekaan Indonesia, walaupun pada awalnya organisasi ini hanya ditujukan bagi golongan berpendidikan Jawa.
Organisasi Boedi Oetomo artinya usaha mulia. Tujuan utamanya adalah kemajuan bagi Hindia Belanda. Hal ini terlihat dari tujuan yang hendak dicapai, yaitu perbaikan pelajaran di sekolah-sekolah, mendirikan badan wakaf yang mengumpulkan tunjangan untuk kepentingan belanja anak-anak bersekolah, membuka sekolah pertanian, memajukan teknik dan industry, menghidupkan kembali seni dan kebudayaan bumi putera, dan menjunjung tinggi cita-cita kemanusiaan dalam rangka mencapai kehidupan rakyat yang layak.
Sepuluh tahun pertama Budi Utomo mengalami beberapa kali pergantian pemimpin organisasi. Kebanyakan memang para pemimpin berasal kalangan "priayi" atau para bangsawan dari kalangan keraton, seperti Raden Adipati Tirtokoesoemo, bekas Bupati Karanganyar (presiden pertama Budi Utomo) dan Pangeran Ario Noto Dirodjo dari Keraton Pakualaman.
Setelah didirikannya Boedi Oetomo, muncul pula Sarekat Islam, yang pada awalnya dimaksudkan sebagai suatu perhimpunan bagi para pedagang besar maupun kecil di Solo dengan nama Sarekat Dagang Islam. Tidak berapa lama, nama itu diubah menjadi Sarekat Islam, yang bertujuan untuk mempersatukan semua orang Indonesia yang hidupnya tertindas oleh penjajahan. Karena gerakan politik perkumpulan-perkumpulan tersebut, makna nasionalisme makin dimengerti oleh kalangan luas.
Ada juga beberapa kasus yang memperkuat makna nasionalisme tersebut. Misalnya ketika Pemerintah Hindia Belanda merayakan ulang tahun kemerdekaan negerinya dengan menggunakan uang orang Indonesia yang diatasnamakan sebagai bantuan kepada pemerintah. Rakyat marah besar terhadap pemerintahan kolonial karena hal ini. Kemarahan itulah yang akhirnya mendorong Soewardi Suryaningrat untuk menulis sebuah artikel yang berjudul "Als ik Nederlander was" (Seandainya Saya Seorang Belanda), yang dimaksudkan sebagai suatu sindiran yang sangat pedas terhadap pihak Belanda. Tulisan itu pula yang menjebloskan dirinya bersama dua teman dan pembelanya, yaitu Douwes Dekker dan Tjipto Mangoenkoesoemo ke penjara oleh Pemerintah Hindia Belanda. Namun, sejak saat itulah Budi Utomo tampil sebagai motor politik di dalam pergerakan orang-orang pribumi.



PAN-ISLAMISME - Muhammadiyah

Muhammadiyah didirikan pada tanggal 18 November 1912 di Yogyakarta, yang kemudian dengan cepat menyebar keseluruh Indonesia. Tujuan utama Muhammadiyah adalah mengembalikan seluruh penyimpangan yang terjadi dalam proses dakwah. Penyimpangan ini sering menyebabkan ajaran Islam bercampur-baur dengan kebiasaan di daerah tertentu dengan alasan adaptasi.
Organisasi keagamaan yang didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan ini memiliki berbagai macam kontribusi bagi rakyat di masa penjajahan. Diantaranya dalam bidang pendidikan dan kesehatan. Diantara semua bidang yang ada, bidang pendidikanlah yang menjadi fokus utama gerakan ini. Salah satu dari kegiatan pendidikan ini adalah dengan mendirikan sekolah-sekolah Muhammadiyah di zaman Hindia Belanda dan Jepang yang memiliki dualisme sistem pendidikan pertama di Indonesia. Selain itu, Muhammadiyah juga mendirikan Panti Asuhan Yatim dan Rumah Sakit. Banyak juga dari anggota Muhammadiyah yang ikut menjadi tentaa PETA, salah satunya adalah Jenderal Sudirman.



SOSIALISME - Partai Sosialis Indonesia

Partai Sosialis Indonesia berawal dari fusi dua partai sosialis, yaitu Partai Sosialis yang diketuai Amir Sjarifuddin dan Partai Rakyat Sosialis (PARAS) yang didirikan oleh Sutan Syahrir, yang kemudian tergabung dengan nama Partai Sosialis. Partai Sosialis inilah yang sejak November 1945 menguasai kabinet Republik Indonesia sampai dengan pertengahan tahun 1947 dengan pembentukan Kabinet Syahrir I,II,III dan Kabinet Amir Sjarifuddin I,II. Ketika terjadi keretakan antara kelompok Syahrir dan kelompok Amir Sjarifuddin, Syahrir lalu membentuk partai baru yaitu Partai Sosialis Indonesia (PSI) pada 12 Februari 1948.
PSI berdasarkan paham sosialis yang disandarkan pada ajaran ilmu pengetahuan Marx-Engels, menuju masyarakat sosialis yang berdasarkan kerakyatan. PSI menentang diktator proletariat yang dipraktekkan di USSR dan negara-negara sosialis lainnya, menentang sistem kenegaraan USSR. Sosialisme kerakyatan yang dimaksudkan PSI adalah sosialisme yang menjunjung tinggi derajat kemanusiaan, dengan mengakui dan menjunjung persamaan derajat tiap manusia. Penghargaan pada pribadi seseorang di dalam pikiran serta di dalam pelaksanaan sosialisme.



KOMUNISME – Partai Komunis Indonesia

Partai Komunis Indonesia (PKI) adalah partai politik di Indonesia yang berideologi komunis. Partai ini didirikan atas inisiatif tokoh sosialis Belanda, Henk Sneevliet pada 1914, dengan nama Indische Sociaal-Democratische Vereeniging (ISDV). Keanggotaan awal ISDV pada dasarnya terdiri atas 85 anggota dari dua partai sosialis Belanda, yaitu SDAP (Partai Buruh Sosial Demokratis) dan SDP (Partai Sosial Demokratis).
Pada awalnya PKI adalah gerakan yang berasimilasi ke dalam Sarekat Islam. Keadaan yang semakin parah, dimana ada perselisihan antara para anggotanya membuat Sarekat Islam melaksanakan disiplin partai. Yakni melarang anggotanya memiliki keanggotaan organisasi ganda. Keputusan tersebut tentu saja membuat para anggota yang beraliran komunis kesal dan keluar dari partai dan membentuk partai baru yang disebut ISDV. Pada Kongres ISDV di Semarang (Mei 1920), nama organisasi ini diubah menjadi Perserikatan Komunis di Hindia. Dengan Semaun sebagai ketuanya. Pada 1924 nama partai ini sekali lagi diubah, kali ini adalah menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI).
Dalam sejarahnya, PKI pernah berusaha melakukan pemberontakan melawan pemerintah kolonial Belanda pada 1926, mendalangi pemberontakan PKI Madiun pada tahun 1948, serta dituduh membunuh 6 jenderal TNI AD di Jakarta pada tanggal 30 September 1965 yang di kenal dengan peristiwa G30S/PKI.

Source:  http://id.wikipedia.org/
 

Behind The Scene Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea